Efek tapak timbun dan pemberian tandan kosong kelapa sawit terhadap pertumbuhan akar adventif tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk dalam komoditas perkebunan yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian Indonesia. Produksi kelapa sawit di Riau pada tahun 2019 mencapai 8.864.883 ton, sedangkan untuk produksi CPO tahun 2020 mencapai 9,7 juta ton. Provinsi Riau pada tanaman menghasilkan perkebunan pola swadaya masih rendah dibandingkan perkebunan swasta. Salah satu upaya kultur teknis yang dilakukan adalah pembuatan tapak timbun dan pemberian TKKS, tapak timbun berfungsi untuk mengaktifkan akar adventif yang sering terjadi terhadap akar tanaman kelapa sawit dan TKKS berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar adventif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor utama dan interaksi antara tapak timbun dan pemberian TKKS terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar adventif pada tanaman kelapa sawit yang menghasilkan, serta mendapatkan perlakuan yang terbaik. Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan rancangan acak kelompok. Faktor pertama tinggi tapak timbun terdiri dari 3 taraf. Faktor kedua pemberian TKKS terdiri dari 4 taraf. Parameter yang diamati yaitu bobot segar akar, bobot kering akar, jumlah akar primer, Panjang akar primer, jumlah akar sekunder, dan panjang akar sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa tinggi tapak timbun 30 cm per tanaman cenderung meningkatkan pertumbuhan akar adventif tanaman kelapa sawit. Dosis TKKS 48 kg per tanaman mampu meningkatkan pertumbuhan akar adventif tanaman kelapa sawit. Interaksi tinggi tapak timbun 30 cm per tanaman dan dosis TKKS 48 kg per tanaman cenderung memberikan hasil terbaik dan cenderung meningkatkan pertumbuhan akar adventif tanaman kelapa sawit.
Kata kunci: Kelapa Sawit, Tapak Timbun, Akar Adventif, TKKS
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agustira, M. A., R. Amalia, dan R. Nurkhoiry. 2016. Program sawit untuk rakyat (PROWITRA) sebagai upaya peningkatan produktivitas, pemberdayaan, keberlanjutan, dan kesejahteraan perkebun kelapa sawit rakyat. Prosding Seminar Nasional Litbang Pertanian: Membangun Daya Tahan Pertanian dalam Rangka Pemberdayaan Petani dan Perlindungan Pertanian. 315-324.
Alexander, L. dan T. L. Rost. 2012. Plant Root Research: The past, the present and the future. Journal Annals of Botany 110: 271- 280.
Arsyad. 2009. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah (Edisi kedua). BPFE- Yogyakarta. Yogyakarta.
Azlansyah, B. 2013. Pengaruh lama pengomposan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit kelapa sawit (Elaeiss guineensis Jacq.). Skripsi Fakultas Pertanian UR. Pekanbaru.
Badan Pusat Statistik. 2020. Riau dalam angka 2020. Badan Pusat Statistik, Pekanbaru.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2019. Statistika Perkebunan Indonesia. Sekretariat Direktorat. Jakarta.
Fairhurst, T. dan Hardter, R. 2003. Oil Palm Management for Large and Sustainable Yields. Potash and Phosphate Institute/Potash and Phosphate Institute of Canada.
Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan. Universitas Indonesia (UI-press). Jakarta.
Hakim, M., S. Adiwijaya, T. Darwis, M. Pardamean, dan A. Julianto. 2018. Good Agriculture Practice Kelapa Sawit. Andi. Yogyakarta.
Hamidiyanto, R., Sampoerno, dan M. A. Khoiri. 2013. Aplikasi kompos bunga jantan kelapa sawit pada pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di pembibitan utama. Jom Faperta. 1: 1 - 7
Hardjadi, S dan S. Yahya. 1996. Fisiologi stres lingkungan. PAU Bioteknologi IPB. Bogor.
Intara, Y. I., A. D. Nusantara, Supanjani, Z. Caniago, dan R. Ekawita. 2018. Oil palm roots architecture in response to soil humidity. International journal of oil palm. 1(2): 79- 89.
Irvan, H., H. Agusta, dan S. Yahya. 2009. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Pinang Estate, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation, Sime Darby Group, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi (Tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jourdan, C., N. M. Ferriere, and G. Perbal. 2000. Root system architecture and gravitropism in the oil palm. Annals of Botany. 85: 861- 868.
Karamina H., W. Fikrinda, A. T. Murti. 2017. Kompleksitas pengaruh temperatur dan kelembaban tanah terhadap nilai pH tanah di perkebunan jambu varietas kristal (Psidium guajaval.) Bumi aji, Kota Batu. Jurnal Kultivasi. 16 (3): 430 - 434.
Leopold, A. C. dan P. E. Kriedemann. 2003. Tumbeseran dan Perkembangan Tanaman. Terjemahan Edisi ke 2. University Pertanian Malaysia. Serdang. Selangor.
Marwanto S., S. Sabiham, dan U. Sudadi. 2012. Distribusi unsur hara dan perakaran pada pola pemupukan kelapa sawit di dalam piringan di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pemupukan dan Pemulihan Lahan Terdegradasi. Bogor.
Martoyo, K. 2001. Perananan Beberapa Sifat Fisik Tanah Ultisol Pada Penyebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Warta Pusat Penelitian Kelapa Sawit 9(3): 103 - 110.
Murtilaksono, K., H. H. Siregar, dan W. Darmosarkoro. 2007. Model neraca air di perkebunan kelapa sawit (water balance model in oil palm plantation). Penelitian Kelapa Sawit. 15(1): 21- 35.
Nazari, Y. A., Fakhrurrazie, N. Aidawati, dan Gunawan. 2015. Deteksi perakaran kelapa sawit pada lubang biopori modifikasi dengan metode geolistrik resitivitas. Jurnal Ziraa'ah. 40(1): 31- 39.
Nodichao, L., J. Chopart, O. Roupsard, M. Vauclin, S. Ake, dan C. Jourdan. 2011. genotypic variability of oil palm root system distribution in the field. consequences for water uptake. Plant Soil. 341: 505- 520.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pradiko, I, F., Hidayat, N. H. Darlan, H. Santoso, Winarna, S. Rahutomo, dan E. S. Sutarta. 2016. Distribusi perakaran kelapa sawit dan sifat fisik tanah pada ukuran lubang tanam dan aplikasi tandan kosong sawit yang berbeda. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 24(1): 23- 38.
Purnami, W. G., N. H. Yuswanti, dan M. A. Astiningsih. 2014. Pengaruh jenis dan frekuensi penyemprotan leri terhadap pertumbuhan bibit anggrek (Phalaenopsis sp) pasca aklimatisasi. Jurnal Agroteknologi Tropika. 3(1): 22- 31.
Sarief. S. 1989. Fisika dan Kimia tanah pertanian. Pustaka buana. Bandung.
Sarwono, E. 2008. Pemanfaatan janjang kosong sebagai substansi pupuk tanaman kelapa sawit. Jurnal Aplika. 8(1): 33- 45.
Sastrosayono, S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Simangunsong, Z. 2011. Konservasi Tanah dan Air Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Sari Lembah Subur, Pelalawan, Riau. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Shaheen, A. M., M. M. Abdel-Mouty, A. H. Ali, dan F. A. Rizki. 2007. Natural and chemical phosphorus fertilizers as affected onion plant growth, bulbs yield and its some physical and chemical properties. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 1(4): 519-524.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Song, Nio dan Banyo, Yunia. 2011. Konsentrasi klorofil daun sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): 169- 170.
Refbacks
- There are currently no refbacks.